
Portalsiswa.info - Siklus batuan adalah serangkaian proses yang menciptakan dan mengubah jenis batuan di kerak bumi atau Siklus batuan adalah proses alam yang menjelaskan bagaimana batuan terbentuk, berubah, dan terurai melalui waktu. Siklus ini terdiri dari beberapa tahap utama, yaitu:
- Pembentukan batuan igneus: Batuan ini terbentuk melalui proses pembekuan magma atau lava.
- Pembentukan batuan sedimenter: Batuan ini terbentuk melalui penumpukan material seperti pasir, kerikil, dan lumpur yang dikompaksikan dan dipetrolik.
- Pembentukan batuan metamorf: Batuan ini terbentuk melalui perubahan fisik dan kimia pada batuan igneus atau sedimenter yang terkena tekanan dan suhu tinggi.
- Erosi dan sedimentasi: Erosi memecahkan batuan menjadi material yang lebih kecil, yang kemudian dapat dipindahkan dan terakumulasi sebagai batuan sedimenter baru.
- Pembentukan batuan baru: Proses ini mulai dari awal dan mengulang seiring waktu, membentuk siklus yang berkesinambungan dari pembentukan, perubahan, dan hancurnya batuan.
Ini hanya gambaran umum dari siklus batuan. Terdapat variasi dan kompleksitas yang lebih mendalam dalam siklus ini yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari batuan yang terbentuk.
Jenis Siklus Batuan
Ada tiga jenis utama siklus batuan, yaitu:
- Siklus Batuan Igneus (Igneous Rocks): Siklus ini menjelaskan bagaimana batuan igneus terbentuk dari pembekuan magma atau lava dan bagaimana batuan ini dapat berubah melalui proses metamorfosis seiring waktu.
- Siklus Batuan Sedimenter (Sedimentary Rocks): Siklus ini menjelaskan bagaimana material seperti pasir, kerikil, dan lumpur dapat terakumulasi dan dikompaksikan menjadi batuan sedimenter, serta bagaimana batuan sedimenter dapat berubah melalui proses metamorfosis seiring waktu.
- Siklus Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks): Siklus ini menjelaskan bagaimana batuan dapat berubah melalui proses metamorfosis akibat pengaruh tekanan dan suhu tinggi, seperti yang terjadi pada zona konvergensi lempeng bumi.
Setiap jenis siklus batuan memiliki tahap dan proses yang berbeda-beda, tetapi semuanya berkontribusi pada pembentukan dan perubahan batuan seiring waktu. Dalam siklus batuan, batuan dapat berubah dari satu jenis ke jenis lain dan membentuk siklus yang berkesinambungan dan berulang.
Beberapa Jenis Batuan Sedimenter (Sedimentary)
Terdapat beberapa jenis batuan sedimenter, antara lain:
- Batuan Sedimen Terkompaksi: Terdiri dari material seperti pasir, kerikil, dan batu yang dikompaksikan dan dipetrolik. Batuan ini meliputi formasi pasir, formasi kerikil, dan formasi batu besar.
- Batuan Sedimen Terlapor: Terdiri dari material seperti lumpur, tanah, dan lempung yang dikompaksikan dan dipetrolik. Batuan ini meliputi formasi tanah, formasi lempung, dan formasi liat.
- Batuan Sedimen Klastik: Terdiri dari material seperti pasir, kerikil, dan batu yang terpisah dan tidak terikat. Batuan ini meliputi formasi konglomerat dan breksi.
- Batuan Sedimen Kuarsa: Terdiri dari kristal kuarsa yang terakumulasi dan dipetrolik. Batuan ini meliputi formasi pasir kuarsa.
- Batuan Sedimen Carbonat: Terdiri dari mineral kalsium karbonat seperti kapur yang terakumulasi dan dipetrolik. Batuan ini meliputi formasi batu kapur.
Ini hanya beberapa contoh jenis batuan sedimenter. Terdapat variasi dan kompleksitas yang lebih mendalam dalam jenis-jenis ini, tergantung pada sumber material dan kondisi lingkungan pada saat terbentuk.
Beberapa Kelas / Jenis Batuan Metamorf (Metamorphic)
Terdapat beberapa kelas batuan metamorf, antara lain:
- Batuan Metamorf Foliasi: Batuan metamorf yang memiliki tata letak mineral yang membentuk lapisan-lapisan, atau foliasi. Contoh batuan ini meliputi schist, slate, dan gneiss.
- Batuan Metamorf Non-foliasi: Batuan metamorf yang tidak memiliki tata letak mineral yang membentuk lapisan-lapisan. Contoh batuan ini meliputi marmer, quartzite, dan hornfels.
- Batuan Metamorf Regional: Batuan metamorf yang terbentuk sebagai hasil dari pengaruh tekanan dan suhu tinggi secara regional. Batuan ini dapat terbentuk sebagai hasil dari tekanan dan suhu tinggi yang berlangsung selama jutaan tahun.
- Batuan Metamorf Kontak: Batuan metamorf yang terbentuk sebagai hasil dari pengaruh tekanan dan suhu tinggi secara lokal. Batuan ini dapat terbentuk sebagai hasil dari intrusion batuan igneus ke dalam batuan sedimen atau batuan lainnya.
- Batuan Metamorf Hydrothermal: Batuan metamorf yang terbentuk sebagai hasil dari pengaruh solusi panas yang berasal dari magma atau air panas. Batuan ini dapat terbentuk sebagai hasil dari pengaruh solusi panas pada batuan yang terdekat dengan magma atau sumber air panas.
Contoh dan Jenis Batuan Igneus (Igneous)
Berikut adalah beberapa contoh dan jenis batuan igneus:
- Basalt: Batuan igneus mafik yang terbentuk sebagai hasil dari erupsi vulkanik. Basalt memiliki tekstur aphanitic dan biasanya memiliki warna hitam keabu-abuan.
- Andesit: Batuan igneus intermediat yang terbentuk sebagai hasil dari erupsi vulkanik. Andesit memiliki tekstur aphanitic dan biasanya memiliki warna abu-abu kecokelatan.
- Granit: Batuan igneus felsik yang terbentuk sebagai hasil dari proses kristalisasi magma bawah permukaan. Granit memiliki tekstur phaneritic dan biasanya memiliki warna putih, abu-abu, atau kecokelatan.
- Diorit: Batuan igneus intermediat yang terbentuk sebagai hasil dari proses kristalisasi magma bawah permukaan. Diorit memiliki tekstur phaneritic dan biasanya memiliki warna abu-abu atau kecokelatan.
- Pegmatit: Batuan igneus felsik yang terbentuk sebagai hasil dari proses kristalisasi magma bawah permukaan. Pegmatit memiliki tekstur phaneritic dan memiliki mineral besar seperti feldspar, quartz, dan mika.
Ini hanya beberapa contoh jenis batuan Sedimenter, Metamorf dan Igneus. Terdapat variasi dan kompleksitas yang lebih mendalam dalam jenis-jenis ini, tergantung pada sumber material dan kondisi lingkungan pada saat terbentuk.